PERUBAHAN BESAR TEKNOLOGI PADA CINEMA

Nama : Nur Najmi Sania
NPM  : 55415194
Kelas  : 2IA18
Matkul : Peng. Tek. Internet & New Media (Softskill)



kali ini saya akan membahas tetang perubahan teknologi sinema digital, berikut penjelasannya...

Pada tahun 2012, sekitar 60% dari semua layar bioskop diseluruh dunia telah dikonversikan dari film ke proyektor digital. Setengahnya dari perkiraan di atas layar digitalnya sudah dilengkapi dengan stereoscopic (3D) proyektor. Pada tahun 2015, diharapkan bagi setiap layar bioskop akan menjadi digital dan semua proyeksi filmnya akan tampak keluar.
Sinema digital jauh lebih dari sekedar proyektor digital biasa, namun industry perfilman, karena saya yakin anda menyadari, bahwa sinema digital ini adalah layar yang berukuran raksasa dan multifungsi serta memiliki harga yang milyaran dolar, dan bioskop digital ini mungkin adalah layar terbesar sejak munculnya 35mm film itu sendiri. Ada satu kerangka dibelakang bioskop digital, dari film,digitalisasi, distribusi dan proyeksi dengan beberapa teknologi yang semakin keren dari waktu ke waktu. Tentu saja kita akan mempelajari dan menggalinya.

FILM

Untuk sebagian besar, film masih di dominasi atau di tembak menggunakan stok film 35mm. Sinematografi tentu sama memiliki pergerakan yang hamper serupa dengan kamera digital, namun warisan dari dunia perfilman begitu besar, mulai dari peralatan, proses pembutan film, keahilian manusianya yang tidak akan hilang untuk waktu yang lama. Dengan sisa proses pembuatan film menjadi hampir seluruhnya mengandung digital mulai dari editing, distribusi, pameran. Rekaman dari digital itu sendiri lebih mudah dan lebih cepat untuk bekerja. Sama seperti fotografi digital merebut keunggulan fotografi film, karena kamera video digital di takdirkan untuk menggantikan kamera film video biasanya. Contoh kamera digital yang sudah banyak digunakan yaitu Canon dan Red.

Digital Menengah

 Ironi penggunaan kamera film, dimana semua film-film tersebut dipindai didalam perantara digital pula. Hampir setiap film yang besar dari tahun 2000-an diubah dari film 2K(~2048 x 1080) merupakan digital menengah. Jadi jika anda berfikir bahwa film memiliki resolusi yang lebih tinggi dari pada 2K,atau jika hanya sebutir biji-bijian lebih menarik dari pada sebuah piksel . Jika film ini adalah gambar dari kamera digital, ini merupakan tahap pemandaian (yang cukup mahal) dan dapat di abaikan.
Seniman menengah berbakat dalam digital dapat mengurusi pengeditan, pemberian warna serta CGI (Computer Generated Imagery).


Distribusi

Dalam 40% kasus (konversional layar proyeksi bioskop), digital ini kemudian di transfer kembali ke film, dan salinan yang dibuat dengan biaya ribuan dolar untuk setiap bioskop yang akan menyaring filmnya. Untuk skrining digital, digital diekspor sebagai master digital, yang mencakup semua video,suara,dan data yang diperlukan untuk proyeksi film dengan benar.
Sekarang kita mendapatkan sedikit teknik sinema digital. Sebelum distribusi ke bioskop, digital master dienkripsi dan di kompresi ke Digital Cinema paket (DCP), yang merupakan sebuah format standar yang ditetapkan oleh inisiatif bioskop Digital (perusahaan patungan dengan studio film besar).
DCP berisi sekumpulan MXF multi gigabyte (bahan pertukaran format) file dan daftar putar/ indeks XML file sangat mirip dengan cara DVD berisi file VOB dan FIFO. MXF took video dalam format JPEG 2000 (diperbarui dengan versi JPEG), 2K resulusi hingga 60 fps, 4K resolusi hingga 30 fbs, dan 2K 3D di 48 fps. Ruang warna XYZ digunakan, dengan 12 bit per pixel presisi (36-bit warna). Kecepatan maks bit MXF file video adalah 250Mbps, atau sekitar 30 MB/detik. Ini berarti satu film dalam DCP format sekitar 200GB. Sebagai perbandingan, Blu-ray film umumnya memiliki kecepatan bit 30Mbps, atau 3,8MB/detik.
Audio MXF file menggunakan wadah WAV standar dengan 24 bit tingkat sampling 48 atau 96 KHz. Sampai dengan 12 saluran audio terpisah, dapat digunakan secara bersamaan.
Paling penting, MXF file ini yang di enkripsi menggunakan 128 bit AES, jika mereka jatuh ke tangan yang salah, orang-orang dari bajak laut, mangatakan hampir mustahil untuk mendeskripsikan mereka.

Akhirnya DCP disalin ke hard drive, yang di lindungi oleh kandang yang kasar (biasanya DX115 CRU). Hard drive ini kemudian didistribusikan ke bioskop melalui kurir. Hal ini juga memungkinkan untuk mengirimkan DCP langsung ke bioskop melalui koneksi internet berkecepatan tinggi, meskipun hal ini biasanya tidak dilakukan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGENALAN CINEMA 4D

Contoh Program Bahasa Cobol

Contoh Autobiografi