Katakan Tidak Pada Kali Kedua
karya : N Najmi Sania
Cerita ini merupakan cerita lanjutan
dari cerita “Anugrah Terindah Yang Pernah Ku Miliki”.
Dulu
sebelum tami berpacaran dengan Budi, tami pernah berpacaran dalam waktu yang
cukup lama yaitu 1 ½ tahun, menurut tami itu merupakan pacaran terlama karena
backstreet dari kedua orang tuanya. Pada waktu itu tami berpacaran dengan cowo
yang bernama juna, pada saat itu tami sebelumnya belum di bolehkan berpacaran
oleh kedua orang tuanya karena tami masih duduk di bangku SMA. Sedangkan tami
bisa mendapatkan SIP (Surat Izin Pacaran) dari kedua orang tuanya setelah ia
lulus dari bangku SMA.
Singkat
cerita, tami putus dengan juna itu karena pada suatu hari tami berniatan ingin
memberikan kejutan kepada juna karena pada hari itu juna ulang tahun dan
sebelum hari juna ulang tahun tami membuat juna marah selama 1 minggu. Dan pada
hari H dimana juna ultah tami sudah menyiapkan kado special buat dia yaitu kue
beserta kado yang di idam idamkan oleh juna. Sesampainya tami di rumah juna dan
kebetulan rumahnya juna sepi tami langsung masuk dan berniatan untuk masuk ke
kamarnya juna karena menurut tami juna belum bangun. namun ketika tami membuka
kamar juna dan ternyata juna sedang bercumbu mesra dengan cewe lain. Dengan kagetnya
kue yang di pegang tami pun terjatuh kelantai dan tami hendak pergi keluar
untuk pulang dengan hati yang begitu perih dan air mata yang tak berhenti
menetes, sepanjang tami keluar dari rumah juna tami berfikir tak di sangngka
kalau juna yang dia kenal cowo baik-baik, rajin sholat dan sopan ternyata dia
bisa melakukan hal yang tidak sesuai dengan apa yang ia perbuat selama ia
pacaran dengan tami. Langkah tami semakin lama semakin jauh lalu terdengar
suara “Tami Tunggu….!!!” Ternyata itu suaranya juna yang hendak lari menuju
tami, namun tami terus berlari menuju kendaraannya.
“Tami aku mohon tunggu sebentar aku
bisa jelasin ini semua ke kamu…” ujar juna sambil menarik tangan tami.
“Apa yang mau lu jelasin lagi
HAH!!!.... Dasar Cowo Brengsek!!!” teriak tami yang penuh amarah.
Tertiba : “PLAAAKKK….” Tangan tami
pun mendarat di pipi si juna.
“mulai sekarang kita PUTUS….!!!” Ujar
tami dengan nada emosi dan muka yang berlumuran air mata.
Dari
kejadian itu tami tak berhenti menangis dan dari kejadian itu pula tami
benar-benar membenci si juna yang tami anggap cowo baik-baik ternyata juna cowo
yang kurang ajar.
Singkat
cerita sudah 1 tahun tami putus dengan juna dan akhirnya tami berpacaran dengan
budi, tidak ada henti-hentinya juna menghubungi tami untuk meminta maaf kepada
tami dan meminta tami untuk balik kepadanya, tapi tami tidak merespon
sedikitpun karena tami sudah cukup benci dengan juna. Dan pada saat tami putus
dari budi si juna makin berusaha mendekati tami lagi untuk meminta tami balik
kepelukannya dia. Berbagai cara dia lakukan demi tami yaitu dia sms kakaknya
tami minta tolong bujuk tami untuk balik dengan dia tapi kakaknya tami juga
benci dengan juna karena adiknya disakiti seperti itu. Cara yang kedua sampai
saat ini masih juna lakukan yaitu dengan cara juna mendekati uminya tami,
dimana uminya tami ini merupakan kakak dari mamahnya tami. Jadi tami memiliki 3
ibu, bukan berarti 3 ibu satu bapak ya.. melainkan 3 ibu itu, ibu yang perama
yaitu ibu kandungnya tami yang biasa tami panggil mamah, ibu yang ke 2 yaitu
kakak dari mamahnya tami yang kebetulan tidak punya anak karena anaknya
meninggal dan tami memanggilnya umi, dan ibu yang ketiga yaitu adik dari
mamahnya tami yang kebetulan memang tidak bisa memiliki anak karena difonis
oleh dokter rahimnya ada virus yang biasa tami sebut tante. Karena tami dan
kakaknya ini merupakan cucu nenek dari mamahnya tami yang paling kecil.
Singkat
cerita.. karena juna lumayan dekat dengan uminya tami maka juna mengambil jalan
mendekati kembali uminya tami yang begitu sayang dengan tami. Namun kelicikan
juna akhirnya diketahui oleh tami karena pada suatu hari uminya tami main ke
rumahnya tami dan berbincang dengan tami
“ade gimana hubungannya dengan budi?
“ uminya tami membuka pembicaraan dengan menanyakan budi.
“Alhamdulillah mi udah selesai
kenapa emang? “ jawab tami dengan nada yang agak heran.
“oh.. gak apa apa umi Cuma nanya
aja, terus sekarang gak mau cari pacar lagi?” ujar uminya tami dengan nada yang
serius.
“lagi pengen focus kuliah aja dulu
deh mi cape sakit hati mulu hehe…kenapa si emangnya mi?” jawab tami dengan nada
yang agak bercanda supaya suasananya gak terlalu serius banget.
“ada angin apa sih kok tiba-tiba umi
nanya-nanya kaya gini? Apa jangan-jangan…” ujar tami dalam hati.
“ gak apa-apa de, kenapa ade gak
balikan aja sama juna, juna kan orangnya baik” jawaban uminya tami dengan
seenaknya.
“gak mi gak akan…!!!” ujar tami
dengan nada tinggi.
“kenapa? “ Tanya uminya tami heran.
“juna cowo brengsek cowo gak baik mi
buat ade…!!!” jawab tami agak ketus.
“juna udah berubah banyak kok de umi
udah nyaksiin sendiri”, timpa umi dengan nada yang meyakinkan.
“umi… ade udah benci banget sama dia
dan lagi ade udah gede mi udah kuliah dan bukan anak kecil lagi yang harus di
atur-atur… dan lagi bukan hanya ade yang benci sama juna tapi mamah,bapak,
nenek,tante, om, pakde, bude pokonya semuanya gak ada yang suka sama dia mi..
cukup mi ade gak mau denger apa apa lagi tentang juna untuk sekarang dan
seterusnya….!!!” Ujar tami dengan nada yang bener-bener ketus dan memutuskan
untuk meninggalkan uminya sendirian dikamarnya.
Waktu
telah berlalu banyak perubahan dari uminya tapi yang benar-benar sering
menjebak tami dengan diajak jalan oleh uminya tami ternyata ada juna,
berkali-kali hal itu terjadi tami akhirnya memutuskan untuk benar-benar tidak
mau ke rumah neneknya lagi karena uminya tami tinggal dengan neneknya tami. Tami
berusaha bilang dengan neneknya dan meminta maaf dengan neneknya buat tami yang
gak akan pernah main kerumah nenek selagi bukan sama mamah dan kakaknya apalagi
sampai menginap disana.
Tami
melakukan ini dengan tujuan pertama, dengan adanya uminya tami berusaha
mendekati tami dengan juna lagi tami lebih di sayang dari pada kakaknya tami
bisa di bilang pilih kasih. Tami gak mau hal ini terjadi karena kakaknya tami
juga berhak mendapatkan apa yang tami dapatkan dari uminya itu.
Entah
sampai kapan tami harus menjauh dari uminya yang setiap hari memaksakan tami
untuk kembali dengan juna…
“DASAR JUNA BRENGSEK LU PELET UMI
GUE PAKE APA SI SAMPE KAYA GINI….!!!!” Dumelan hati tami yang bener-bener emosi
tingkat dewa.
Dan karena juna tami akhirnya
memutuskan untuk menjauh dari uminya sendiri. Dan gak ada kata kali kedua dalam hubungan tami dan juna cukup sampai di sini...!
Komentar
Posting Komentar