Anugrah Terindah Yang Pernah Ku Miliki
Nama : Nur Najmi Sania
NPM : 55415194
Kelas : 1IA23
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar (Softskill)
Karya : Nur Najmi Sania
Disebuah
desa terpencil tinggallah seorang gadis bernama tami. Pada suatu hari
tami sedang merasakan gundah, galau dan sedih karena baru saja di
putusin oleh sang kekasih dengan alasan yang sangat tidak masuk akal.
Nama kekasih tami pada waktu itu adalah budi. Percakapan perpisahan tami
dan budi lewat telepon pada malam hari :
Budi : "tam aku mau ngomong sesuatu", budi berbicara dengan nada agak sedikit melow.
Tami : "kamu mau ngomong apa say? Kok panggil akunya nama si?" Jawab tami dengan agak sedikit heran.
Budi : "hmm... Bismillah... tam kayanya hubungan kita gak bisa dilanjutin lagi deh", ujar budi sambil menarik nafas panjang.
Tami : "loh kenapa?", tami jawab dengan nada yg bener bener heran.
Budi : "gak kenapa kenapa, kamu itu terlalu baik untuk aku tam, kamu terlalu sabar untuk ngadepin sikap aku yang emosian..."
Tami : "loh kan itu aku lakukan ke kamu karena aku sayang sama kamu bud".
Budi : "huh...tami bener deh tam aku gak bisa lanjutin hubungan ini lagi..." Budi berbicara dengan nada tidak enak hati
Tami
: "hmm okelah kalau mau kamu kaya gitu, sekali lagi aku minta maaf yang
sebesar besarnya sama kamu dan maafin keluarga aku juga ya karena suka
bercanda kelewatan sama kamu.." Tami menjawab dengan nada yang pura-pura
tegar.
Budi : "tapi kita masih bisa berteman kan tam?" Tanya budi dengan nada yang agak santai.
Tami
: "insya allah ya bud, aku butuh waktu untuk merubah rasa sayangku
menjadi teman :')" tami menjawab dengan kesedihan yang ditahan olehnya.
Budi
: "oke deh tam semoga kamu bisa mendapatkan cowo yang baik buat kamunya
dan kalau kamu butuh apa apa boleh ngomong sama aku insya allah aku
siap bantu kamu dan keluarga kamu" ujar budi dengan nada yang tanpa
dosa.
Tami : "oke bud makasih"
Setelah
pembicaraan di telephone tersebut tamipun menangis hingga pagi hari
yang dimana tami tidak mau sampai mamahnya tau kalau tami sudah putus
dengan si budi karena mamahnya tami itu dekat sekali dengan budi. Pas
saat kejadian itu tami pun hanya tidur kurang lebih 3 jam setelah ia
nangis semalaman. Pas disaat pagi hari mamahnya tamipun memanggil tami
untuk sarapan. Dimeja makan mamahnya tami terus terusan membicarakan
budi namun pada akhirnya tamipun angkat bicara karena tidak mau mamahnya
membahas tentang budi lagi.
Tami
:" mah udah ya jangan ngomongin si budi lagi ade udah selesai sama dia
mah". Tami berbicara dengan hati dan fikiran yang sedang sedih.
Mamah : "loh kenapa?" Mamahnya tami bertanya dengan nada yang terheran-heran.
Tami
:" entah lah mah, yang pasti biarin aja dia mungkin emang udah bosen
kali mah sama ade" tami menjawabnya dengan nada pura pura tegar.
Mamah
: "hmm... Ya sudah de masih banyak kok cowo yang lebih baik dari budi,
dan lagian ade juga harus kejar prestasi ade juga di kampus, mamah juga
kan udah bilang kuliah aja dulu yang bener jangan pacaran dulu nanti
pacaran mah kalau udah di semester akhir kaya kakak tuh, lah ini ade
masih juga semester 1 udah pacaran, yaudah jangan galau ya de ayo
semangat anak mamah yang pemberani mana nih masa gara gara cowo ade
malah lemes si, ayo semangat ya anak mamah yang cantik" mamah
menjawabnya dengan nada agak sedikit kecewa namun mamah terus berusaha
memberikan semangat untuk tami.
Tami : "hmmm... Iya mah makasih ya mah" tami menjawab dengan menghela nafas panjang.
Seiring
berjalannya waktu tamipun sudah mulai tidak sering murung di kamar
lagi. Pada suatu hari tami di beri kabar oleh teman rumahnya budi yang
bisa di bilang teman curhatnya budi bahwa si budi itu sudah punya cewe
baru padahal posisi tami dan budi itu baru putus 1 minggu, dan dari situ
tamipun mengambil keputusan bahwa si budi memutuskan hubungannya dengan
tami karena ada cewe lain, tamipun mencoba untuk tegar menghadapinya.
Pada suatu malam tamipun berfikir sebelum tidur : " ya allah apa aku
sehina itu? Apa aku sejelek itu? dan apa aku serendahan itu?
Sampai-sampai dia lebih menyukai cewe lain dari pada diriku?" Pertanyaan
pertanyaan itupun terbenak dalam fikiran si tami dengan kesedihan yang
datang kembali padanya. Dan tami pun mengembuskan nafas panjang sambil
berfikir lagi "ya allah aku ikhlas dengan semua ini, ampuni dia ya allah
ampuni segala kesalahan dia ya allah, ya allah bolehkan aku berharap
satu hal? Aku ingin sekali ada seorang cowo ganteng seperti pangeran
yang dateng padaku yang soleh orangnya dan yang baik orangnya amin...".
Selang
beberapa hari dari doa tami pada malam itu ternyata tuhan mengabulkan
doanya tami tersebut. Pada suatu hari tepat di hari rabu dimana tami
sedang ada praktikum malam dari kampusnya. Sebelum kelas tami masuk, ada
kelas lain dari jurusan yang sama dengan tami yaitu jurusan teknik
informatika. Awalnya tami tidak memperdulikan kelas tersebut, namun ada
beberapa teman tami dari kelas tersebut dan kebetulan di kelas tersebut
ada cowo yang menurut tami itu gantengnya bener bener ganteng tami hanya
kenal mukanya saja tapi tami gak kenal dengan namanya.
Singkat
cerita dari pertemuan tami dengan cowo ganteng dimana saat tami masuk
praktikum setelah kelasnya cowo ganteng tersebut. Setelah tami pulang
dari praktikum tepat jam 9.00 P.M, tami baru sampai rumah lalu tami
duduk di ruang tamu bersama mamah dan kakaknya, tami cek hp tiba-tiba
ada chat dari serang cowo yang bernama ali. Awalnya tami bingung dengan
ali itu siapa pas tami liat foto profil si cowo itu, tenyata cowo itu
merupakan cowo yang tadi di kampus yang ia kagumi ngechat dia pada malam
itu. Makin lama makin sering tami chatan sama si ali. Suatu ketika tami
motornya rusak dan teman yang rumahnya di deket rumah dia hanya budi dan
sahabatnya budi tapi gak mungkin tami nebeng bareng mereka karena
menurut tami itu malah akan membuat tapi malah susah move on. Akhirnya
tami memutuskan untuk nebeng bareng ali yang kebetulan rumahnya ali agak
lumayan deket dengan tami.
Singkat
cerita selang sebulan dari awalnya tami patah hati dan sedih karena
diputusin oleh budi untuk cewe lain datanglah seorang pangeran yang
membuat hati tami berbunga lagi. namun itu semua tidak lama hanya dengan
jarak kurang dari 1 bulan ternyata si ali malah pacaran dengan cewe
lain, hati tamipun hancur untuk kedua kalinya dengan jarak waktu yang
tidak lama dari patah hatinya tami terhadap budi :(.
Namun
dari kepedihan yang tami alami dua bulan tersebut tami mencoba untuk
tegar menghadapi ujian hatinya. Tapi justru malah berfikir "apa Allah
memberikan cobaan seperti ini karena diriku ini masih banyak dosa? Atau
Allah memberikan cobaan ini karena Allah sudah menyiapkan yang terbaik
untuk diriku suatu saat nanti? Aku pasrahkan semuanya kenapadamu ya
Allah karena rencanamu itu semuanya pasti indah".
Pada
suatu hari dimana tami baru pulang kuliah tami mendapatkan kabar
mamahnya sakit, tamipun langsung bergegas pulang kerumah dan sesampainya
tami di rumah ia dikagetkan mamahnya tergeletak lemas di kasur kamarnya
dan rame dengan ibu ibu yang sedang sibuk mijitin mamahnya tami,
sampai-sampai tami berfikir "ya allah ujian apa lagi yang kau berikan ya
allah, cukup yang kemarin saja ya allah aku rela kehilangan mereka tapi
untuk yang ini aku tak akan rela kelihangan orang tua ku" tami berfikir
sambil nangis. Tidak lama setelah hari itu akhirnya mamah tami di rawat
di rs terdekat. tami niatan tidak ingin kuliah pada saat hari pertama
mamahnya tami di rawat, namun mamahnya tami tidak setuju "gimanapun
kondisinya tami harus kuliah" ucapan mamahnya tapi dengan nada yang
sangat lemas. Akhirnya dengan terpaksa tamipun kuliah tanpa di sadari
oleh kedua orang tuanya tami ternyata sedang sakit, namun tami tidak
memberi tahu kesiapapun tami hanya diam diri di kamar setiap pulang
kuliah untuk menahan sakitnya itu. Namun tidak lama kemudian mamahnya
tami pun akhirnya menyadari ada keanehan dari tami yang kelihatan sangat
pucat dan lemas. Dan akhirnya tamipun di paksa untuk di cek darah dirs
tempat mamahnya di rawat. Setelah di cek ternyata tami sedang sakit
tipes yang dimana harus bener bener istirahat total namun taminya nakal
karena selagi fisiknya gak lemes tapi masih mau paksain ke kampus karena
menurut tapi kuliah itu harus diutamain dan sakit itu jangan di
manjain, namun bapaknya tami sangat marah pada tami karena susah di
bilangin akhirnya tamipun ikutan di rawat di rs tempat mamahnya tami di
rawat. Dari kejadian itu tami berfikir kembali "ya allah... Apa ini
caramu untuk mengingatkan aku akan adanya dua hal yang benar-benar aku
harus perhatikan selain orang lain tersebut? Kalau iya terima kasih ya
allah engkau telah membukakan hati dan fikiranku akan adanya dua hal
yang benar benar aku harus fikirkan dan aku harus perhatikan yaitu
diriku sendiri dan kedua orang tua ku, terima kasih ya allah atas ujian
yang engkau berikan padaku sampai aku sadar akan hal yang harusnya aku
fikirkan dan hal yang harus aku tidak fikirkan...".
Dari
kejadian itu semua akhirnya tamipun sadar bahwa untuk sekarang yang
harus tami lakukan adalah ia harus fokus dengan kuliahnya dan tamipun
harus fokus kepada tugasnya dia sebagai anak yang patuh kepada kedua
orang tuanya.
"Budi
dan ali adalah anugrah terindah yang pernah ku miliki, namun untuk saat
ini dan seterusnya mamah dan bapaklah anugrah terindah yang kumiliki,
terima kasih ya Allah..."
Sekian....
Komentar
Posting Komentar